edi purnomo, orang jawa asli pematang siantar, sumatera utara.
Hidup jangan terlalu manja.. buat hidupmu menjadi lebih bermakna. hargai setiap detik waktu yang mengalir. milikilah jiwa seperti org luar negeri, tetapi tetap love Indonesia....
hai gan... mulai lagi ne aku nulis cerita-cerita ga jelas,, hehhehe,, sebenrnya jelas koq,, cuma aku nya aja yg sengaja buat agak alay bentuknya,,..
ok.. kali ini aku mau crita tentang pengalaman yg waowww,,, (ga terlalu juga sih hahah),,.. kemaren hari selasa tepatnya tgl 29 januari 2013,, aq survey tempat penelitian... disuruh dosennya sih ke kledung aja,, tpi terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan...
okk.. pagi itu aq dan mas satu kos q dah siap2 tuk capcus brgkt ke tempat survey.. kata temenku si mb cuwa ktnya lewat arah Bandungan-Sumowono-Temanggung-Parakan-Kledung...
BEGITULAH kira2 rutenya yang tadinya sudah direncanakan,,.
diperjalanan... nyampek deh di depan pintu gerbang Bandungan..
waow jalannya man,,, sesuatu bgt.. belok kanan., belok kiri,,, dilanjut lagi ke daerah Sumowono.. tantangan mulai meningkat,, kayak main game aja deh perasaan pikir awaq nue,,, jalan nya makin ekstrimmmm,,..kayak begini nih kra2 bentuknya,,
haha,, capeknya,... sampek terpikir ma awaq sejenak,, kapanlah nyampeknya.. dan kapan lah pula berakhir penderitaan ini(hahaha,, lebay)...
dan nyampeklah kita di daerah Parakan.. kita berhenti di salah satu pom bensin,, bukan ngisis bensin man,, tapi ngasih setoran,, alias pipis (ahahhah,, lumayan gratiss ahahahah)...
lanjut lagi perjalanan,, dan khirnya nyampek di daerah Kledung.... dah suhu makin dingin,, jalan semakin lama semakin mentel alias belok kanan belok kriri,,, naik lagi,, turuuuuuunnnnn,,,.. naiiiikkkkk.....kebanyakan naik seh,,..
di daerah Kledung,, kita ga nemu tuh tanaman yg kita cri,, beberapa org yang kita tanya sewaktu diperjalanan sih,, mendingan ke arah Wonosobo aja mas,, disana lebih banyak(hhmmm pikir awaq dah yg laen2 lge nue)...
kita pun lgsg menuju ke daerah Wonosobo.. sempat terpikir oleh awaq.. ne daerah perasaan ga ada waktu siang nya ya.. adem muluk perasaan,, ada matahari juga ga terasa,, (aahahhaha,,namanya juga daerah pegunungan)... hhhmmm setelah berlama-lama.. akhirnya kita nyampek juga di Wonosobo,, dan akhirnya kita dapet juga salah satu petani,, kita kerumahnya,, trus di juuamu...sama bpknya,,, trus ngobrol ngalur ngidull tauk deh apa yang diomongin,, hehehheh,,, cuma litle2 deh pkoknya,,,,
awaq minta cp bpknya,,, yar ntr waktu panen,, awaq lgsg dtang ke situ (Wonosobo mksd ane)...
Trus kita nekat ne,,,, lanjut maju lage ke depan,, eh eh eh ternyata eh ternyata kita nemuin gerbang dieng
plateu,,, hhmm sumpah... seneng buangettttt,,,(lebay)... dari dulu awaq pengen ke sini,,,,
trus kita maju lage,, eh ketemu tempat pariwisata telaga warna,,, huhuhuhuhuh.... maknyos bgt deh pkoke...
kita beli tiket,,, trus masuk,, eh bru masuk malah hujan gerimis oh gerimis... tpi ga lama koq hujannya,, trus jalan2 deh muter2 di daerah tuh.... sayang g bawa kamera... hhmmm besok deh waktu ambil sampel ke situ lagi,,,
abis tuh kita pulang,, niatnya mau ke kota dulu,, eh kita malah nyasar ke daerah Banjarnegara coba... bayangin agan agan....
dah jalannya menurun.. turs menaikkkk... wehhhh,... pengen muntah rasanya...
tak lama akhirnya ketemu juga tuh kota Wonosobo,,,, hhhmmm,,, berhenti sejenak,, dan singgah di rumah makan,, mi ongklok,, makanan khas wonosobo,,,
trus kita juga beli oleh2,, yaitu buah carica(pepaya gunung yang udah dibuat olahan manisan)...
ga lama2 makannya kita lgsg bablas capcus tarik untuk ke semarang... akhir kata,, kita nyampek kos jam 8 malam....
kaki ne rasanya masih berada di atas motor,, alias ngangkang abis,,,ahahhahah,,,,...
dah dlu ya crita awaq ne,,, jika ada kata2 yag salah mhon awaq dimaafkan,,,, thx... :-)
DIVERSITAS BIOEKOLOGI
CRUSTACEAE : KELAS BRANCHIOPODA DAN KELAS OSTRACODA
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas
dari mata kuliah carsinologi
Disusun oleh :
Edi Purnomo(24020110120040)
Muhammad Aziz
(24020110120041)
Tyas Susiana(24020110130043)
Wisnu Adi Wicaksono
(24020110130057)
Eko Budi Harto
(24020110130059)
Olivia Nisa. M
(24020110130062)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Salah satu hewan yang termasuk dalam
avertebrata adalah filum crustacea. Crusta berarti kulit keras, kerak di alam terdapat
sekitar 40.000 spesies mencakup jenis-jenis copepoda, udang dan kepiting.
Ukurannya bervariasi mulai dari 0,1 mm sampai 60 cm. Demikian juga dengan
bentuk tubuh mulai dari panjang sampai yang bulat. Sebagian besar hidup
crustacea di laut, 13% di air tawar dan 3% di darat untuk filum crustacea, ada yang
bersifat plankton baik itu sebagian hidupnya sebagai plankton (namo plankton)
atau seluruh hidupnya bersifat plankton (scolo plankton). Ada juga bersifat
benthos, baik sebagai spesies interstisial maupun makroskopis. Ada juga hidup
sebagai pasarit contohnya copepoda dan rebon. (Brusca, 1990).
Brachiopoda
berasal dari kata brachys yang berarti pendek dan pous
yang artimya kaki. Jadi Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup didalam
setangkup cangkang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasanya
hidup menempel pada substrak dengan semen langsung atau dengan tangkai yang
memanjang dari ujung cangkang (Suhardi, 2002)
Brachiopoda memiliki kemiripan yang berbeda dengan Mollusca jenis Bivalvia di
mana pada bagian terlindungi secara eksternal oleh sepasang convex yang
dikelompokkan ke dalam cangkang yang dilapisi dengan permukaan yang tipis dari
periostacum organik, yang berkisar hingga 100 tahun yang lalu (invertebrata
palaeontologi). Hewan Brachiopoda merupakan kelompok hewan lain selain
Ectoprocta yang terkait dengan fosil-fosil dari zaman Cambria. Hewan
tersebut dinamakan demikian karena anggapan yang salah bahwa hewan ini
menggunakan lengan-lengan mereka yang menggulung untuk bergerak. Dalam kelompok
ini lebih banyak yang menjadi fosil dari pada yang masih
hidup (Aslan, dkk., 2010).
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biodiversitas bioekologi
Crustaceae ?
2.
Bagaimana biodiversitas bioekologi crustaceae kelas Branchiopoda ?
3.
Bagaimana biodiversitas bioekologi crustaceae kelas Ostracoda?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan tentang biodiversitas bioekologi crustaceae
2.
Menjelaskan secara umum biodiversitas bioekologi crustaceae dari kelas
Branchiopoda
3.
Menjelaskan secara umum biodiversitas bioekologi crustaceae dari kelas
Ostracoda
D. Manfaat
Memberikan pengetahuan tentang biologi crustaceae
khususnya biodiversitas bioekologi dari kelas Branchiopoda dan kelas Ostracoda.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Diversitas
bioekologi Crustaceae
Keragaman adalah gabungan antara
jumlah jenis dan jumlah individu masing – masing jenis dalam satu
komunitas.(Desmukh, 1992). Istilah diversitas dalam ekologi umumnya mengarah
pada keanekaraman jenis. Selain itu diversitas juga merupakan suatu keragaman /
perbedaan diantara anggota-anggota sekelompok populasi baik hewan maupun
tumbuhan. (Mc Noughton,dkk.1978).
Dalam ekosistem masalah diversitas umumnya mengarah pada diversitas jenis,
oleh karena itu pengukuran diversitas dilakukan dengan melihat jumlah jenis
tertentu dan kelimpahan relatif jenis tersebut dalam satu komunitas.
Keanekaragman atau diversitas ditentukan oleh dua komponen yakni jumlah spesis
organisme dalam komunitas dan jumlah individu antara spesis sama atau seimbang.
Stabilitas satu ekosistem sangat ditentukan oleh struktur vegetasi satu
ekositem. Sedangkan Keanekaragaman jenis adalah keanekaragam mahkluk hidup yang
diukur dari jumlah total jenis baik binatang, tumbuhan , mikroorganisme di muka
bumi (Masyud, 1992) menyatakan satu komunitas dikatakan mempunyai
keanekaragaman jenis yang tinggi apabila kelimpahannya sama banyak atau hampir
sama dari jenis yang ada (Brower et all, 1984).
Keragaman hayati adalah
keanekaragaman diantara mahkluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranya
daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain serta komplex-komplex ekologi yang
merupakan bagian dari keanekaragamnnya, mencakup keanekaragaman dalam spesis
antara spesis dan ekosistem (Mc Noughton,dkk.1978). Keragaman hayati lebih
besar bilamana ekuitabilitas lebih besar yakni jika polulasi satu dan lainnya
sama dalam kelimpahan dan bukan beberapa sangat umum, sedangkan lainnya sangat
jarang (Desmukh, 1992). Odum (1971) menyatakan keanekaragaman jenis mempunyai
sejumlah komponen yang dapat memberikan reaksi secara berbeda-beda terhadap
faktor-faktor geografi, perkembangan maupun fisik komponen utama dari
keanekaragaman jenis adalah kekayaan jenis dan kesamarataan (Eveness).
Diversitas jenis menyatakan
banyaknya jenis perunit areal tertentu sedangkan diversitas genetik menunjukan
jumlah gen alel dalam populasi. Umumnya diversitas jenis maupun genetik sangat
tinggi pada wilayah-wilayah yang berbeda geografisnya, dimana pada lingkungan
yang tidak seragam secara spasial akan memberikan kesempatan untuk lebih
mengganggu seleksi dan kemudian spesialisi, baik diversitas spesies maupun
genetik tetap cukup tinggi
Berkurangnya keanekaragaman hayati
akan mempunyai dampak negatif yang cukup besar diantaranya akan mempengaruhi
ketahanan/stabilitas ekosistem terhadap goncangan faktor luar, berpengaruh pada
kemampuan untuk memproduksi tanaman baru, serta mempengaruhi kepastian masa
depan untuk kebutuhan generasi akan datang (Djuwantoko, 2004).
Salah satu teori bioekologi
yang sangat terkenal dari pendekatan sosiokultural adalah Teori Bioekologi dari
Urie Bronfenbrenner. Teori ini menggambarkan tentang tingkatan interaksi yang
dapat mempengaruhi perkembangan individu. Menurutnya perkembangan terjadi
melalui proses interaksi yang regular, aktif, dua arah antara individu dan
lingkungan sehari-harinya. Proses ini terjadi dalam lima sistem lingkungan yang
saling berkaitan,yaitu:
1. Mikrosistem
Merupakan sistem
terdekat dengan individu, dimana individu terlibat dalam interaksi dua arah
dengan orang lain dalam basis kehidupan sehari-hari dan menjadi agen
sosialisasi. Sistem ini terdiri dri keluarga (orang tua), teman sebaya,
sekolah, tempat kerja, dan lingkungan tempat ibadah.
2.Mesosistem Merupakan sistem yang
menghubungkan dua atau lebih mikrosistem dimana individu terlibat didalamnya.
Misalnya: hubungan antara keluarga denagn teman sebaya, terjadi konflik
nilai-nilai yang ditanamkan orang tua dengan nilai-nilai teman sebayanya. Dalam
sistem ini dapat terlihat sikap dan perilaku yang berbeda dari satu individu
dalam setting lingkungan yang berbeda.
3.Eksosistem Terdiri dari dua atau
lebih sistem yang saling berhubungan, namun tidak mempengaruhi individu secara
langsung.
4.Makrosistem Merupakan sistem dari
pola-pola kebudayaan yang mencakup seluruh mikro, meso dan eksosistem
masyarakat seperti sistem perekonomian dan budaya (kapitalisme, sosialisme).
5.Kronosistem Menunjukan derajat
kestabilan dan perubahan dalam dunia dimana individu berada. Misalnya perubahan
komposisi keluarga hingga perubahan dalam lingkup yang lebih besar seperti
peperangan, mobilitas kelas sosial.
Habitat crustaceae terutama di air , yaitu di danau,
laut dan sungai. Crustaceae yang paling umum adalah kepiting dan udang.
2.2
Kelas Branchiopoda
Merupakan berbagai kelompok crustacean
kecil yang umumnya berukuran beberapa milliliter,terkecil 250 mikron danterbesar 10 cm. Mudah dikenal dari bentukapendikbadanyanglebardanpipihberfungsisepertiinsangsehingga dinamakanbrandchiopoda,disampingitujugauntukmenyaringmakananatau sebagai alat renang.
Kelas
Branchiopoda merupakan crustacea kecil ukurannya 250 mikron terbesar 10 cm.
Bentuk apendix badan yang lebar dan pipih berfungsi sebagai insang, menyaring makanan
dan alat renang olehnya dinamakan branchiopoda. Tidak mempunyai
cephalothorax23artinya tidak ada ruas
badan yang tubuh menyatu dengan kepala. Secara morfologis ruas badan sama.
Ruas-ruas di anterior gonopone adalah thorax dan yang diposteriornya adalah
abdomen. Hampir semua branchiopoda di perairan tawar, ada juga di air laut
seperti cladocera. (Brusca, 1990 ; Ruppert, 1994).
Kelas Branchiopodadibagi menjadi4ordoyaitu Anostraca, Notostraca,
ConchostracadanCladoceraatasdasarbentuktubuh,karapas,matamajemuk, ruas-ruas tubuh dengan apendiknya. Branchiopoda berbeda dengan
crustacean lain karena tidak mempunyai cephalothorax, artinya tidak ada ruas
badan yang tumbuh menyatu dengan kepala.
1.Morfologi
Ruasbadan(trunk) yang pertama adalahruas yang mempunyaisepasang kaki pertama. Secara morfologis
semua ruas badan bentuknya sama. Batas antara thoraxdanabdomentidakjelas,adakalanyaletakgonoporedigunakansebagai batas.
Ruas-ruasdianterior gonoporeadalah“thorax” danyangdiposteriornya adalah “abdomen”. Hampir semua branchiopoda hidup
diperairantawar, danhanya beberapa spesiesdariCladoceraterdapatdilaut.Darikeempatordotersebuthanya Cladocera yang penyebarannyaluas,terdapat disungai, kolam besar,
dan danau. Sedangkananostracadannotostracamerupakanorganismeyangkhasdi lingkungan perairan yang tidak lazim
seperti kolam kecil, genangan air sementara padamusimhujandandanaugaram.Halinidisebabkanolehkemampuan organismetersebutuntukmenghasilkantelurdorman(restingeggs)yang memerlukan waktuistirahat
dan dapat bertahan pada suhutinggi dan
kekeringan bahkan ada yang dapat bertahan sampai 10 tahun.
Gambar 1 : a. Anostraca b.
Choncostraca c. Cladochera d. Notostraca
OrdoAnostraca,NotostracadanConchostracaacapkalidikelompokkan sebagaidivisiEubranchiopodaatauPhyllopodakarenabentukapendiknyayang lebardanlembut.Semua anggotanyamempunyairuas-ruastubuhyangjelas denganjumlah apendik antara 10sampai
71 pasang. Di ujung posteriorterdapat
sepasangcercopoda(caudalrami,furca).Dalamlingkunganyangsesuai populasinya kebanyakan betina, jantan
sedikit atau jarang.
Anostracadisebutjugahuhuranganataufairyshrimpsmempunyai mata bertangkai;biasanyaterdapat20ruasbadanataulebihdengan11sampai19 pasangkakirenang;tidak mempunyaikarapas;antenapertamakecil,uniramus dantidakberuas-ruas;antenakeduapadajantanbesardanberfungsiuntuk memegang betina pada waktu kopulasi.
Notostraca mempunyai karapas lebar
seperti tameng yang menutup hampir seluruhtubuh,sehinggadaridorsaltampaksepertiberudukataksedangkandari ventralsepertiudang,sehinggadinamakantadpoleshrimps.Notostraca mempunyai 35
sampai 71 pasang kaki; mata majemuk sessile; jumlah ruas badan danjumlahkakidalamsatuspesiestidaktetap;antenakeduakecilsekaliatau tidakada;padasatuatauduapasangkakipertamaterdapatbeberapahelairami seperti benang diduga
sebagai alat peraba; kaki ke sebelas pada betina mengalami modifikasi menjadi
semacam kantung untuk mengerami telur.
Conchostraca mempunyaitubuh yang pipih secaraleteral dan tertutup dua kepingcangkangyangterbukadibagianventralmiripkerangatauremiskecil sehingga disebut clam shrimp; terdapat
sepasang mata majumuk bertangkai; kaki 10sampai32pasang;antenna;antenakeduapanjang,biramusdenganbanyak setae; satu atau dua pasang kaki pertama pada jantan berfungsi
seperti tangan dan berkait; betina mengerami telur dibagian dorsal antara tubuh
dan karapas.
Notostraca acapkali merayap atau meliang
pada permukaan subtract yanglembut.
Pada Conchostraca,antennakedua merupakanalatrenangutama,sedangkaki-kaki kurang berperan. Conchostraca acapkali meliang atau merayap
dengan kikuk di permukaan substrat.
a.Makanan
dan Cara Makan
Makanan Eubranchiopoda terdiri atas
ganggang, bakteri, protozoa, rotifera dan serpihan detritus. Makanan disaring
dengan apendik tanpa diseleksi, dikumpulkan dan digumpalkan dalam alurtengah ventralsampingsepanjang badan, kemudian dialirkan ke anteriorterutama mengunakan gnthobase,yaitubagian dari pangkal kaki.
b.Reproduksi
Reproduksiaseksualtidakada.Umumnyaberkembangbiaksecara parthenogenesis. Namunbagispesiestertentupadasaatbersamaanterjadibaik reproduksisecaraparthenogenesismaupunsingamikterjadikopulasidan pembuahan di dalam. Telur yang telah dibuahi dan telur parthenogenesis
dierami olehbetinaselamabeberapahari. Beberapajenisphyllopoda menghasilkandua
macamtelur,bercangkangtipisyangsecarameretasdantelurdorman bercangkangtebalyangtahanpanas,dingin maupun kekeringan. Kedua macam telur
tersebutdapat terjadi baik ada jantan
maupun tanpa jantan dalam populasi. Perkembanganembriodalamtelurmulaiterjadiselama waktupengeraman, kemudian dilepas ke air kelompok
demi kelompok dengan selang waktu 2 sampai 6hari.Telurmenetasmenjadilarvanaupliusataumetanaupliustergantung spesiesnya.
3.Nilai
Ekonomis
Musuh utama phyllopoda adalah amfibi dan
beberapajenis larva serangga air dan
karnivora. Di California pernah terjadi kerusakan tanaman padi oleh Apus (ordo
Notostraca), yang memakan daun padi muda danterus menerus mengaduk Lumpur sehingga air mengeruh dan menghalangi
fotosintesa. Telur artemia dapat diperdagangkan karena napliusnya merupakan
makanan awal yang baik bagi anak ikan atau udang dalam usaha pembenihan.
Ordo Cladocera dinamakanjuga waterflea merupakansatu-satunya ordo
dalamdivisi Oligobranchipoda.
Artinyakakiyangjugaberfungsisepertiinsang jumlahnya sedikit, hanya 5 sampai 6 pasang. Kebanyakan cladocera
berukuran 0,2 sampai 3 mm; ruas-ruas tubuh tidakjelas; biasanya thorax dan abdomen tertutup
kerapasyangtampakseperti2keping.Sebenarnyakerapastersebutbukandua keeping tetapi hanya
satu helai yang melipat dan terbuka dibagian ventral; bagian ventral kepala
tertutup rapat. Bentuk cangkang dari lateral bervariasi dari bundar, oval,memanjangataupersegi.Permukaancangkangacapkaliberukirseperti garis-garis, kotak-kotak atau bentuk lain. Bentuktubuhcladocerabervariasiselaindaribentukcangkangatau karapasyangberbeda,jugaolehperbedaanbentukantenul,fornixdanada tidaknyarostrum.
Padakepalaterdapatsebuahmatamajemukdanadakalanya sebuahocellus,keduanyaberfungsiuntukmenentukanarahterhadapsumber cahaya danintensitas cahaya. Antenna pertama(antenul) keciltidakberuas-ruas danterletakdibagianventralkepala,mengandungsetaeolfaktori(pencium). Antenna keduabesar,sepasang, masing-masingterdiri
atassebuahpangkalruas yang kuat dan bercabang dua menjadi sebuahramus dorsal(ramus superior) dan sebuahramus
ventral(ramusinferior). Pada setiapramusterdapat setae berbulu.
Formula setaepada Daphnia ialah 0 – 0 –
1 – 3 / 1 – 1 – 3. artinya ramus dorsal terdiriatas4ruas,dimanaberturut-turutdariruaspertamasampaikeempat terdapat 0, 0, 1 dan 3 helaisetae. Ramusventralada 3ruas, padaruaspertama, kedua dan ketiga masing-masing
terdapat 1, 1, dan 3 helai setae. Antena kedua berfungsi sebagai alatrenang, dan cara berenang cladocera
sangatkhasyaitutersendat-sendat(intermittently),tidakmulusdangemulai sepertibranchipodayanglain.Beberapaspesiestidakdapatberenang,tetapi merayapkarenamerekatelahberadaptasiuntukhidupdanserasahdaunyang basah di naungan hutan tropis.
Semua kaki cladocera lebar dan pipih
serta dilengkapi banyak rambut dan setae. Biasanya pasangan kaki pertama dan
kedua berfungsi sepertitangan, serta
dapatdigunakanuntukberpegangpadasubstrat.Bentukabdomentidakjelas namundibagianposteriorterdapatpost-abdomenyangbesardandilengkapi2 helaisetaeabdominal.Diujungpost-abdomenterdapatsepasangkuku(claw). Padatepikukubiasanyaterdapatsederetangerigi,digunakanuntukidentifikasi spesies. Post-abdomenberfungsi untuk membersihkansampah dan kotoranyang menempel
pada kaki serta membantu pergerakan. Spesiesdaerahlimnetikbiasanyatidakberwarnaataumerahmuda, sedangkan yang
didaerah litoral, kolam dangkal dan dasar perairan berwarna lebih gelap
bervariasi dari coklat kekuningan sampai coklat kemerahan, kelabu bahkan hampir
hitam. Pigmentasi terdapat baik pada karapas maupun jaringan tubuh.
Mulut cladoceraterletak pada batas antara kepla dan badan.
Makanannya antara lain protozoa, ganggang, detritus organik dan bakteri. Yang
penting adalah ukuran partikel makanan. Makanan disaring dengan setae pada kaki
dan dialirkan ke mulut. Makanan yang ditolak atau ukurannya terlalu besar
disingkarkan dengan duri-duripadapangkalkakipertama,kemudiandibuangmenggunakanpost-abdomen. Beberapa genera seperti
Polyphemus dan Leptodora termasuk
predator, kaki-kakinyatermodifikasiuntukmenagkapmangsa.Polyphemusbiasanya terdapat di danau, kolam dan
rawa-rawa, sedangkan Leptodora di daerah limnetik.
Cladoceramemegangperanpentingdalammatarantaimakanandi perairan tawar sebagai penghubung antara produsen primer dengan anak
ikan dan hewanairlainyangkarnivor.Daphniadan Moinabanyakdibudidayakandan diperdagangkansebahai pakan
alami hidup untukikan hias dan
anakikan dalam pembenihan.Selainnilaigizinyabagus,cladoceramudahditangkapanakikan karena berenangnya
lambat.
2.3
Kelas Ostracoda
Semuaostracodaberukurankecil,umumnyakurangdari1
mm, meskipunada yang hampir 2 cm.
Bentuktubuh bulat sampailonjong. Seluruhtubuhtertutup karapas yangberbrntuk2kepingcangkangdanadakalanya mengandungzatkapurdankeras. Tiap kali molting, cangkang terkelupas
dan diganti yang baru.
1.Morfologi
Ruas-ruastubuhtidaktampakjelas.Terdapat6atau7pasangapendikyang beruas-ruasyaituantenapertama,antenakedua,mandibel,maksilapertama,maksila kedua,apendikthoraxdancaudalfurca.Dibagiananteriorterdapatsebuahmata nauplius. Matamajemukhanyaadapadaordo Myodocopida.Antenakeduapanjang berfungsi sebagai alat renang.
2. Fisiologi
Berbagaicara makanadapadaostracoda.Jenisherbivora memakanganggang; jeniskarnivoramemakancrustaceakecil,siputkecildananelida;jenisscavengers memakanbangkaidandetritusorganik;jenisfilterfeedermenyaringmakanan. Gigantocyprisselainmemakancrustacea,dapatmenangkapikankecildengan antenanya. Kecuali beberapajenis, umumnya ostracoda bernapas dengan
permukaantubuh Luminescenceterdapatpada3jenisOstracodalaut,yaituCypridina,Varguladan Conchoecia. Cahaya kebiruan dipancarkan
sekejap-kejap selama 1 sampai 2 detik. Reproduksi seksual, dioecious, terjadi
kopulasi, pembuahan di dalam. Telur yang telah dibuahi dierami di bawah karapas
atau dilekatkan pada subtrat atau tumbuhan air, satupersatuatauberkelompok.Telurmenetasmenjadilarvanaupliusyangjuga mempunyai2kepingcangkangsepertiinduknya.Cypridaeairtawarbiasanya berkembang biak secara partenogenesis, dan pada beberapa
spesies tidak pernah terdapat jantan. Ostracoda kurang disukai ikan hias
3. Klasifikasi Kelas Ostracoda
Umumnya berukuran 1 mm ataulebih;tubuh bulat sampailonjong, agak
pipih; tubuh tertutup 2 keping cangkang (karapas) biasanya mengandung zat
kapur; ruas tubuh tidakjelas;apendik6atau7pasang;terdapat2000spesieshidup,umumnyadilaut, sebagian di air tawar; 10.000 spesies fosil.
-Ordo 1. Myodocopa (Myopocopida)
Semuadilaut; bagiananteriorcangkangberlekuk;antenakeduabiramusdan pangkal antena besar. Cypridina dan
Conchoesia.
-Ordo 2. cladocopa (Cladocopida)
Karapas
tidak berlekuk; antena pertama dan kedua sebagai alat renang; antena kedua
biramus; spesies laut; Polycope.
-Ordo 3. Podocopa (Podocopida)
Antena
uniramus; mempunyai 2 pasang apendik badan; dilaut dan air tawar; Cypris dan Cypricercus di air tawae; Cythereis di
laut.
-Ordo 4. Platycopa (Platycopida)
Antenapertamadankeduabesartetapibukanalatrenang;antenakeduapipih, biramus; spesies laut, semua termasuk satu-satunya genus
Cytherella.
-Ordo 5. Palaeocopida
Spesies fosil
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Diversitas bioekologi crustaceae
mencakup keragaman jenis dan interaksi antarsesama spesies crustacea
khususnya kelas Branchiopoda dan kelas Ostracoda
2. Kelas Ostracoda kebanyakan
bentik, meliang dan ada juga yang hidup planktonik. Melimpah di seluruh
perairan sampai pada kedalaman 7000 m. Beberapa hidup komensal pada
Echinodermata dan crustacea lainnya.
3. Kelas Branchiopoda kebanyakan
berukuran kecil, yang hidup di air tawar memiliki kaki berbentuk seperti daun.
3.2 Saran
Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan sangat
kami butuhkan demi mendukung terciptanya kesempurnaan makalah ini.
Aslan, M, L., Wa Iba., Kamri, S., Irawati., Subhan.,
Purnama, F, M., M., Jaya, I, M., Rahmansyah., Saputra, R., Tiar, S., Mulyani,
T., Kasendri, R, A., Zhuhuriani, Riana, A. 2011. Penuntun Praktikum
Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Haluoleo. Kendari.
Brusca.
R.C. and G.J. Brusca., 1990.Invertebrates Sinauer Associates. Inc
Publisher, Sunderland. Massachm Setts. Hal 595-666
Hegner. W.R. 1968.Invertebrates Zoology. Second
Edition. Mac Millan Publishing. C.o.Mc. hal 396-443.
Pechnik. J.A., 1991.Biology of The Invertebrates.
Second Editions. Win.C. Brown Publishers, Dubuque. Hal 369-411.
Ruppert.
E.E and R.D Barnes., 1994.Invertebrates Zoology. Sixth Edition.
Saunders College Publishing. Forth Worth. Hal 687-799.
Suhardi., 2002. Buku Evolusi Avertebrata. Universitas Indonesia. Jakarta.
Suwignyo,
S.B. WIdogdo. Y. Wardiatno dan M. Krisanti, 1998. Avertebrata Air. Jilid 2. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 239-287.