Kamis, 15 November 2012

Kultur Jaringan Pada Jati

Kultur Jaringan pada Jati (Tectona grandis L.f.)

Oleh :
Edi Purnomo
24020110120040

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012


Kultur Jaringan Jati (Tectona grandis L.f.)

Jati (Tectona grandis L.f.) terkenal sebagai kayu komersil bermutu tinggi, termasuk dalam famili Verbenaceae. Penyebaran alami meliputi negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia jati terdapat di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton, Maluku dan Nusa Tenggara. Pohon Jati cocok tumbuh di daerah musim kering agak panjang yaitu berkisar 3-6 bulan pertahun. Besarnya curah hujan yang dibutuhkan rata-rata 1250-1300 mm/tahun dengan temperatur rata-rata tahunan 22-26° C. Daerah-daerah yang banyak ditumbuhi Jati umumnya tanah bertekstur sedang dengan pH netral hingga asam (Mahfudz, 2003).
Jati merupakan salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan. Permintaan pasar yang cukup tinggi mengakibatkan peran dari beberapa stakeholder melakukan beberapa upaya demi meningkatkan produksi jati dalam skala yang besar serta dalam kurun waktu yang tidak lama.
Tanaman jati yang tumbuh di Indonesia, awalnya berasal dari India. Nama ilmiah Tectona gradis L. secara historis ” tectona” berasal dari bahasa Portugis ( tekton ) yang berarti tumbuhan yang mempunyai kualitas tinggi. Jati digolongkan sebagai kayu mewah ( fancy wood ) dan memiliki kelas awet yang tinggi yang tahan terhadap gangguan rayap serta jamur dan mampu bertahan sampai 500 tahun. Pohon Jati cocok tumbuh di daerah musim kering agak panjang yaitu berkisar 3-6 bulan pertahun. Besarnya curah hujan yang dibutuhkan rata-rata 1250-1300 mm/tahun dengan temperatur rata-rata tahunan 22-26° C. Daerah-daerah yang banyak ditumbuhi Jati umumnya tanah bertekstur sedang dengan pH netral hingga asam (Sumarna, 2003).
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Spermatophyta
Kelas               : Angiospermae
Sub-kelas         : Dicotyledoneae
Ordo                : Verbenales
Famili              : Verbenaceae
Genus              : Tectona
Spesies            : Tectona grandis Linn   (Mahfudz, 2003).
Kemajuan di bidang ilmu tanaman saat ini bisa dikatakan sudah sangat maju, hal ini sesuai dengan pernyataan Mariska (2001) Perkembangan ilmu dan teknik budidaya tanaman, saat ini telah tersedia bahan tanaman jati hasil rekayasa teknis, baik melalui pengembangan benih dari pohon plus maupun teknologi kultur vegetatif. Hasilnya berupa klon atau kultivar tanaman jati dengan daur produksi ekonomis sekitar 15 tahun sehingga dalam kurun waktu relatif singkat dapat diperoleh nilai produksi yang cukup menjanjikan. Perbanyakan atau pengembangan secara kultur jaringan atau kultur tunas merupakan upaya pengembangan tanaman melalui pembiakan sel-sel meristematis dari jaringan tanaman, seperti pucuk/tunas, ujung akar, embrio benih, atau bunga.
           Beberapa persyaratan pohon induk tanaman jati menurut Mariska (2001), yaitu :
1.      Pohon memiliki kenampakan (performance) tumbuh yang baik, sehat, dan bertajuk rindang.
2.      Tinggi pohon bebas cabang minimal 4 meter.
3.      Tahan gangguan hama dan penyakit.
4.      Memiliki kematangan umur (maturasi) yang optimal (≥ 15 tahun).
5.      Berbuah sepanjang tahun dan memiliki kapasitas optimal
6.      Memiliki daya kecambah benih ≥ 80%.
Jati merupakan salah satu aset permintaan pasar yang menduduki posisi cukup populer. Permintaan pasar baik dalam maupun luar negri selalu mengalami peningkatan. Menurut Soenardi (1976), jati menjadi tanaman yang sangat populer sebagai penghasil bahan baku untuk industri perkayuan karena memiliki kualitas dan nilai jual yang sangat tinggi. Kekuatan dan keindahan seratnya merupakan faktor yang menjadikan kayu jati sebagai pilihan utama. Kebutuhan akan kayu jati selalu meningkat baik di dalam maupun luar negeri sedangkan populasi dan pasokannya semakin menipis karena siklus umur panen jati konvensional relative lama (sekitar 45 tahun). Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan tanaman jati yang memiliki umur panen relatif cepat (genjah) dengan keindahan dan kualitas serat memadai yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Perbanyakan tanaman jati umumnya dilakukan melalui biji atau bagian vegetatif seperti stek atau sambungan. Untuk menyediakan tanaman jati dalam jumlah banyak, sulit dilakukan melalui cara perbanyakan konvensional (stek atau sambungan). Oleh karena itu, saat ini banyak digunakan perbanyakan tanaman melalui teknik kultur jaringan. Pemanfaatan teknologi kultur jaringan untuk tujuan perbanyakan bibit telah diaplikasikan pada berbagai tanaman tahunan seperti jati, eukaliptus, akasia, dan lain-lain.
Adanya kemajuan dalam bidang teknologi memungkinkan untuk melakukan perbanyakan tanaman jati. Salah satunya yaitu perbanyakan tanaman lewat teknologi kultur jaringan. Teknologi ini sangat membantu dalam hal penyediaan bibit. Namun, disamping itu harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan teknologi agar tidak menyimpang dari prinsip yang telah dibuat.
Kayu jati memilki peranan yang cukup menjanjikan, hal ini sesuai dengan pernyataan Simon(2000), kayu Jati banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa kalangan masyarakat merasa bangga apabila tiang dan papan bangunan rumah serta perabotannya terbuat dari Jati. Berbagai konstruksi pun terbuat dari Jati seperti bantalan rel kereta api, tiang jembatan, balok dan gelagar rumah, serta kusen pintu dan jendela. Pada industri kayu lapis, Jati digunakan sebagai finir muka karena memiliki serat gambar yang indah. Dalam industri perkapalan, kayu Jati sangat cocok dipakai untuk papan kapal yang beroperasi di daerah tropis.
Penggunaan teknik kultur jaringan memiliki beberpa kelebihan dibandingkan dengan penggunaan yang konvensional. Menurut Simon (2000), beberapa kelebihan dari penggunaan teknik kultur jaringan dibandingkan dengan cara konvensional adalah faktor perbanyakan tinggi, tidak tergantung pada musim karena lingkungan tumbuh in vitro terkendali, bahan tanaman yang digunakan sedikit sehingga tidak merusak pohon induk, tanaman yang dihasilkan bebas dari penyakit meskipun dari induk yang mengandung patogen internal, tidak membutuhkan tempat yang sangat luas untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak. Sedangkan masalah yang banyak dihadapi dalam mengaplikasikan teknik kultur jaringan, khususnya di Indonesia adalah modal investasi awal yang cukup besar dan sumber daya manusia yang menguasai dan terampil dalam bidang kultur jaringan tanaman masih terbatas.
Hal utama yang selalu menjadi perbincangan yaitu masalah lain yang muncul dalam penggunaan teknologi kultur jaringan. Munculnya masalah ini seharusnya perlu perhatian khusus agar tidak memberikan dampak buruk bagi penggunaannya. Menurut Mariska (1992), masalah lain yang sering muncul adalah tanaman hasil kultur jaringan sering berbeda dengan tanaman induknya atau mengalami mutasi. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan metode perbanyakan yang salah, seperti frekuensi subkultur yang terlalu tinggi, perbanyakan melalui organogenesis yang tidak langsung (melalui fase kalus) atau konsentrasi zat pengatur tumbuh yang digunakan terlalu tinggi.
Kebun Jati Biotrop
Persyaratan Tumbuh
 Jati Kultur Jaringan tumbuh sangat baik di iklim tropis Indonesia, terutama di daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.  Selain itu tanaman ini juga tumbuh di daerah yang memiliki musim kering yang nyata (3 - 5 bulan), curah hujan 1.500 - 2.000 mm/tahun dan temperatur 27 - 36oC.  Jati Kultur Jaringan dapat tumbuh baik pada dataran rendah sampai dataran tinggi sampai ketinggian 800 m dpl.  Tanah yang baik yaitu tanah aluvial dengan pH 4.5 - 7 dan yang terpenting tidak tergenang air (Anonima,  2012)
Perbandingan Pertumbuhan Jati Kultur Jaringan dan Jati Konvensional
  • Pertumbuhan Jati Kultur Jaringan seragam.
  • Volume kayu yang dihasilkan kurang lebih 3 kali lebih besar dibandingkan Jati konvensional
Tahun
Pertumbuhan

Pohon Jati

Konvensional

Kultur Jaringan

5
Tinggi (m)
Diameter (cm)
4.0
3.5
16.0
27.5
10
Tinggi (m)
Diameter (cm)
6.0
8.0
17.0
34.0
15
Tinggi (m)
Diameter (cm)
12.0
17.0
20.0
40.0
Sumber : Anonima,  2012
Analisa Hasil Panen Jati Kultur Jaringan (2000 pohon/ha)
Uraian
Pohon Jati

Th ke 5

Th ke 10

Th ke 15
  Panen (pohon)
1000
350
850
  Sisa (pohon)
1000
650
-
  Tinggi (m)
12
15
17
  Diameter (cm)
20
27
37
  Volume (m3)
300
238
949
  Harga Jual/m3 (Rp.)
500.000
1.000.000
1.500.000
  Pendapatan (Rp.)
150.000.000
238.000.000
1.423.500.000
Sumber : Anonima,  2012

Produksi Bibit Jati Kultur Jaringan

Persemaian Jati Sumber : Anonima,  2012
Salah satu laboratorium pengembangan jati dengan teknologi kultur jaringan yaitu Laboratorium Kultur Jaringan, Services Laboratory SEAMEO BIOTROP yang saat ini telah dilengkapi peralatan laboratorium, rumah kaca, dan lahan pembibitan yang memadai untuk memproduksi bibit Jati dengan kapasitas produksi 50.000 - 100.000 bibit per bulan.
Kayu jati memiliki banyak keunggulan dibanding dengan jenis-jenis kayu lainnya karena beberapa hal. Pertama, kelas keawetannya yang tinggi. Keawetan jati, antara lain disebabkan oleh adanya minyak asiri yang disebut teak oil dalam jaringan kayunya. Tingkat kekuatan kayu ini juga tergolong tinggi. Kelas keawetan dan kekuatan jati hanya tertandingi oleh sono keling, ebony, ulin dan beberapa kayu keras lainnya. Tetapi, tingkat kekerasan jati hanya tergolong sedang. Namun justru tingkat kekerasan yang sedang ini akan memudahkan proses pengerjaannya untuk bahan bangunan maupun furniture. Selain kelas keawetan, kekuatan dan kekerasannya yang baik, jati juga masih memiliki keunggulan pada keindahan serta kehalusan tekstur seratnya. Selain warna kayunya yang coklat alami. Kebutuhan kayu jati pada tahun-tahun mendatang akan semakin besar. Sebab kayu-kayu rimba tropis akan semakin terbatas volumenya yang bisa dieksplorasi. Sementara kayu budidaya lainnya seperti mahoni, pinus dan albisia, kelasnya masih berada di bawah jati. Hingga permintaan kayu jati akan tetap lebih baik dibanding dengan kayu-kayu tadi. Meskipun penanaman jati sudah meluas sampai ke Afrika, namun untuk saat ini pulau Jawa masih merupakan sentra hutan jati utama di dunia (Anonimb, 2012).
 Namun, disamping itu semua ternyata ada sedikit masalah dalam perkembangan kultur jaringan tumbuhan. Hal ini membutuhkan perhatian yang cukup serius dikarenakan memiliki efek yang cukup besar bagi penggunaan teknologi kultur jaringan. Salah satunya yaitu seperti yang terdapat pada Surat Edaran Kabadan Litbang Kehutanan No. 1982/VIII/Lit-3/2002 menyatakan bahwa jati hasil kultur jaringan yang beredar saat ini dengan klon dari berbagai asal-usul di luar negeri, perlu dikaji lebih cermat karena pada umumnya klon yang berasal dari kultur jaringan bersifat site spesific, sehingga belum tentu cocok dikembangkan di setiap lokasi di Indonesia. Perbanyakan secara kultur jaringan bukan merupakan metode pemuliaan, tetapi hanya merupakan suatu metode perbanyakan biasa sehingga tidak dapat memperbaiki kualitas genetik bibit. Oleh karenanya perlu didukung adanya uji klon unggul untuk skala operasional. Oleh karena itu dalam program pengembangan jati diminta agar dilaksanakan koordinasi yang intensif dan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Penggunaan klon-klon jati lokal dengan jumlah (klon) yang lebih besar dan jelas asal-usulnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di masa yang akan datang.
  2. Informasi yang tersebar tentang jati yang dapat dipanen pada umur 15 tahun, masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut dari berbagai aspek antara lain aspek genetik. Sebab aspek genetik sangat berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman melalui uji genetik. Untuk itu perlu dilakukan plot uji coba genetik pada setiap lokasi pengembangan yang akan dilakukan dan dapat dimonitor serta diamati perkembangannya. Perlu diinformasikan bahwa Badan Litbang Kehutanan sedang melakukan uji coba genetik jati dari berbagai sumber/provenance.
  3. Di samping faktor genetik, manipulasi faktor lingkungan seperti jarak tanam, pemupukan, pemeliharaan, pola tanam dan lain-lainnya merupakan hal penting yang harus dilakukan dan ternyata memberikan hasil yang signifikan.
Beberapa kasus di Indonesia mengenai tanaman jati yaitu seperti pada kota Jepara. Jepara merupakan pusat industri furniture yang sudah sangat terkenal dengan kerajinan kayu jati.  Namun saat ini banyak kendala yang dihadapi oleh pengrajin furniture yaitu semakin berkurangnya ketersediaan bahan baku kayu jati ((Anonimd, 2012).
Kelangkaan bahan baku ini, disebabkan karena sudah berkurangnya lahan perkebunan kayu jati dan umur tanam pohon jati yang mencapai 80 tahun. Kebutuhan kayu jati di Jepara mencapai 1.000 m3 per hari. Untuk mengatasi kekurangan bahan baku jati, pengrajin di Jepara membeli kayu dari Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. LIPI bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Agroindustri Tanaman Jati.  Kegiatan pelatihan berlangsung pada tanggal 23 Maret 2011 yang lalu yang di Aula Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara. Pelatihan ini dengan menghadirkan 2 orang narasumber yaitu K. Uta,I Nugrehi, dari Pusat Biologi LIPI dan  Wahyu Dwianto,  dari Pusat Biomaterial LIPI. Menurut Kepala Bidang Promosi Iptek Industri Kecil Menengah Kemenristek, Adawiah, dalam sambutannya mewakili Asisten Deputi Iptek Industri Kecil menengah, mengatakan bahwa “Kegiatan ini merupakan salah satu metode/cara untuk mendesiminasikan teknologi”, sambutnya. “Selain itu, pelatihan juga dapat membangun sinergi antara akademisi, bisnis dan pemerintah. Adanya interaksi ketiga aktor ini diharapkan mampu mendorong inovasi sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa,” ujar Adawiah. Pelatihan juga dapat menjadi sarana untuk mengetahui kebutuhan teknologi industry”, ujarnya lagi. 
 “Beberapa kendala teknologi yang dihadapi oleh pengrajin di Jepara adalah biaya dan akses untuk mendapatkan teknologi”, tersebut juga dikemukakan oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara, Sujarot (Anonimd, 2012).


DAFTAR PUSTAKA
Anonima,  2012. Kultur Jaringan Pada Jati. http://sl.biotrop.org/index.php/produk-a-jasa/produk-kuljar/jati-kuljar.html. diakses tanggal 16 november 2012.
Anonimb, 2012. Jati putih. http://tipspetani.blogspot.com/2011/04/tanaman-jati-putih-yang-semakin.html. diakses tanggal 16 november 2012
Anonimc, 2012. Surat Edaran Kabadan Litbang Kehutanan No. 1982/VIII/Lit-3/2002 tanggal 11 Desember 2002. http://Dephu.go.id. Diakses tanggal 16 november 2012.
Anonimd, 2012. Jati. http://www.ristek.go.id. Diakses tanggal 16 november 2012.
Mahfudz et al, 2003. Sekilas Jati. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Purwobinangun. Yogyakarta

Mariska, I., Hobir, dan D. Sukmadjaja. 1992. Usaha pengadaan bahan tanaman melalui bioteknologi kultur jaringan. Prosiding Temu Usaha Pengembangan Hasil Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Puslitbangtri dan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis. Jakarta.

Mariska, I. dan R. Purnamaningsih. 2001. Perbanyakan vegetative tanaman tahunan melalui kultur in vitro. Jurnal Litbang Pertanian 20(1):1-7.

Simon, H., 2000, Hutan Jati dan Kemakmuran: Problematika dan Strategi Pemecahannya,  Bigraff Publishing, Yogyakarta. Siregar, E., 2005,  Potensi Budidaya Jati, Gramedia, Jakarta.

Soenardi. 1976, Sifat-sifat Fisika Kayu. Bagian Penerbitan, Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sumarna, Y., 2003. Budidaya Jati,  PT. Penebar Swadaya,  Jakarta.







2 komentar:

  1. Nikmati Jackpot Slot Progresive Ratusan Juta Setiap Harinya!

    Linkaja88 Adalah Situs Judi Slot 24 Jam Online Terpercaya Di Indonesia Yang Sudah Berdiri Sejak 2014. Anda bisa bermain semua jenis slot yang tersedia di situs kami hanya dengan minimal Deposit IDR 50.000,- Dan Mendapatkan Jackpot Progresive Fantastis.

    Bagi kalian yang mudah bosenan bila bermain slot online, Linkaja88 Menyediakan sangat banyak provider Slot Online Terbaru. Maka anda bisa sesuka hati bermain berbagai jenis slot yang telah kami sediakan. Tidak semua situs judi slot online menyediakan permainan slot online yang lengkap seperti Linkaja88.

    ★ Provider PragmaticPlay
    ★ Provider SpadeGaming
    ★ Provider Habanero
    ★ Provider RedTiger
    ★ Provider Joker123
    ★ Provider Play1628
    ★ Provider Fafaslot
    ★ Provider Vivoslot
    ★ Provider JDB
    ★ Provider Sbobet Slot

    Masing - Masing memiliki Jackpot Progresif yang sangat besar! Tersedia Juga Promo :
    » Bonus Deposit Pertama 10%
    » Bonus Deposit Harian 5%
    » Bonus Rollingan Seninan 0.8%
    » Bonus Referral 7% + 2%

    Pendaftaran Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

    » Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    BalasHapus
  2. Citizen's Premium Tilt Tilt Stag - India's First Licensed Online
    I have titanium teeth dog been using this kit for a long time and have titanium helix earrings enjoyed the unique ti 89 titanium calculator design of the titanium body jewelry Tilt Stag. There's titanium cookware nothing quite like this at all.

    BalasHapus